Kelembagaan Agama Islam Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 2000) h. Lihat juga Toto Suryana dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, ( Bandung: Tiga Mutiara, 1996), h. Lihat juga Syahidin dkk, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2004), h.

Agama akan memelihara manusia dari penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif. Bahkan agama akan membuat hati manusia menjadi jernih, halus dan suci. Books on human psychology Disamping itu, agama juga merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda muslim dalam menghadapi berbagai aliran sesat. Agama juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan akidah dan akhlak dan juga merupakan jalan untuk membina pribadi dan masyarakat yang individu-individunya terikat oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong menolong. Manusia merupakan mahluk hidup yang paling sulit dimengerti meskipun oleh dirinya sendiri. Manusia adalah mahluk yang tidak bisa ditebak, namun rasional.

Manusia juga memiliki fisik yang baik seperti halnya mahluk hidup lainnya. Manusia juga memiliki akal sehingga dia dapat menciptakan hal-hal yang luar biasa meskipun secara fisik dia tidak mampu melakukannya. Manusia melakukan hal-hal hebat dengan bantuan mesin-mesin yang dibuatnya. Dengan begitu, manusia bukanlah hewan, tapi mirip dengan hewan karena punya akal dan perasaan. Sehingga manusia tidak memiliki konsep definisi yang jelas akan dirinya. Adapun kata bani adam dan zurriyat Adam, yang berarti anak Adam atau keturunan Adam, digunakan untuk menyatakan manusia bila dilihat dari asal keturunannya.

Dalam Al-Qur’an istilah bani adam disebutkt. Penggunaan kata bani Adam menunjuk pada arti manusia secara umum. Dalam hal ini setidaknya ada tiga aspek yang dikaji, yaitu: Pertama, anjuran untuk berbudaya sesuai dengan ketentuan Allah, di antaranya adalah dengan berpakaian guna manutup auratnya.

Kedua, mengingatkan pada keturunan Adam agar jangan terjerumus pada bujuk rayu setan yang mengajak kepada keingkaran.Ketiga, memanfaatkan semua yang ada di alam semesta dalam rangka ibadah dan mentauhidkanNya. Kesemuanya itu adalah merupakan anjuran sekaligus peringatan Allah dalam rangka memuliakan keturunan Adam dibanding makhluk-Nya yang lain.

Download Ebook Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Karya Wahyudin

Lebih lanjut Jalaluddin mengatakan konsep Bani Adam dalam bentuk menyeluruh adalah mengacu kepada penghormatan kepada nilai-nilai kemanusian. Dalam setiap diri manusia selalu ada pertanyaan yang selalu muncul dalam dirinya yaitu “dari mana saya datang?”, “apa yang terjadi ketika saya sudah mati?”. Pertanyaan-pertanyaan ini yang mengakibatkan manusia selalu mencari jawabannya. Mencari jawaban dan selalu ingin tahu merupakan fitrah manusia yaitu hal yang sudah ada dan berdasar di dalam hidup manusia. Para ahli teologi Islam mengatakan bahwa fitrah adalah satu hal yang dibekalkan Allah kepada setiap manusia. Karenanya, ciri-ciri sesuatu yang bersifat fitri adalah tidak dipelajari, ada pada semua manusia, tidak terkurung oleh batas-batas teritorial dan masa, dan tidak akan pernah hilang.

Hal-hal dasar yang mengakibatkan manusia sering mencari disebabkan karena menurut Al-Qur’an manusia terdiri atas. Banyak ulama yang menyamakan pengertian antara ruh dan jasad.

Ruh berasal dari alam arwah dan memerintah dan menggunakan jasad sebagai alatnya. Sedangkan jasad berasal dari alam ciptaan, yang dijadikan dari unsur materi. Tetapi para ahli sufi membedakan ruh dan jiwa. Ruh berasal dari tabiat Ilahi dan cenderung kembali ke asal semula. Ia selalu dinisbahkan kepada Allah dan tetap berada dalam keadaan suci.

Karena ruh bersifat kerohanian dan selalu suci, maka setelah ditiup Allah dan berada dalam jasad, ia tetap suci. Ruh di dalam diri manusia berfungsi sebagai sumber moral yang baik dan mulia.

Download Ebook Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Karya Wahyudin

Jika ruh merupakan sumber akhlak yang mulia dan terpuji, maka lain halnya dengan jiwa. Ipos 4.0.3.7 full crack. Jiwa adalah sumber akhlak tercela, al-Farabi, Ibn Sina dan al-Ghazali membagi jiwa pada: jiwa nabati (tumbuh-tumbuhan), jiwa hewani (binatang) dan jiwa insani. Daya jiwa yang berfikir (al-nafs-al-nathiqah atau al-nafs-al-insaniyah). Inilah, menurut para filsuf dan sufi, yang merupakan hakekat atau pribadi manusia.