Bila ditinjau dari komposisi kimianya, jumlah asam sitrat yang ada di 257 Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, Tahun 2013, Halaman 257-261 dalam jeruk nipis mencukupi standar asam sitrat yang dibutuhkan KANDUNGAN KIMIA JERUK NIPIS sebagai senyawa pengkelat. JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN. Tamarind hasil pemurnian menggunakan asam sitrat yang nilainya lebih kecil diban-dingkan gum hasil pemurnian dengan NaOH.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Asam Sitrat diyakini ditemukan oleh alkimiawan Arab-Yemen (kelahiran Iran) yang hidup pada abad ke-8, Jabir Ibnu Hayyan. Pada zaman pertengahan, para ilmuwan Eropa membahas sifat asam sari buah lemon dan limau; hal tersebut tercatat dalam Ensiklopedia Speculum Majus (Cermin Agung) dari abad ke-13 yang dikumpulkan oleh Vincent dari Beauvais. Asam Sitrat pertama kali diisolasi pada tahun 1784 oleh kimiawan Swedia, Carl Wilhelm Scheele, yang mengkristalkannya dari sari buah lemon. Pembuatan Asam Sitrat skala industri dimulai pada tahun 1860, terutama mengandalkan produksi jeruk dari Italia.

Pada tahun 1893, C. Wehmer menemukan bahwa kapang Penicillium dapat membentuk Asam Sitrat dari gula. Namun demikian, pembuatan Asam Sitrat dengan mikroba secara industri tidaklah nyata sampai Perang Dunia I mengacaukan ekspor jeruk dari Italia. Pada tahun 1917, kimiawan pangan Amerika, James Currie menemukan bahwa galur tertentu kapang Aspergillus niger dapat menghasilkan Asam Sitrat secara efisien, dan perusahaan kimia Pfizer memulai produksi Asam Sitrat skala industri dengan cara tersebut dua tahun kemudian. 2008) Di alam, Asam Sitrat tersebar luas sebagai bahan penyusun rasa dari berbagai macam buah-buahan (sitrun, nenas, pear, dan lain-lain). Asam Sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut).

Karena sifat-sifatnya yang tidak beracun, dapat mengikat logamlogam berat (besi maupun bukan besi), dan dapat menimbulkan rasa yang menarik, Asam Sitrat banyak dimanfaatkan di dalam industri pengolahan alkyd resin. Asam Sitrat alami juga banyak diproduksi di Sisilia, India Barat, Kalifornia, Hawaii, dan di berbagai wilayah lainnya. Produksi Asam Sitrat dengan proses fermentasi diterapkan secara besar-besaran dalam skala industri oleh Jerman pada awal abad ke-20 dan sekarang hampir 90% dari seluruh produksi Asam Sitrat di Amerika Serikat dihasilkan dengan cara fermentasi. Universitas Sumatera Utara 2.2 Struktur Kimia dan Sifat-sifat Asam Sitrat 2.2.1 Struktur Kimia Asam Sitrat Rumus kimia Asam Sitrat adalah C6H8O7 atau CH2(COOH)-COH(COOH)CH2(COOH), struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi1,2,3-propanatrikarboksilat. Keasaman Asam Sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. O O C OH OH H C H C C C H OH H O C OH Gambar 2.1 Struktur Molekul Asam Sitrat 2.2.2 Sifat-sifat Asam Sitrat (C6H8O7) (Wikipedia.

Citric acid

Sifat Fisika 1. Berat molekul: 192 gr/mol 2.

Spesific gravity: 1,54 (20°C) 3. Titik lebur: 153°C 4. Apk untuk game ps 2 for pc.

Titik didih: 175°C 5. Kelarutan dalam air: 207,7 gr/100 ml (25°C) 6. Pada titik didihnya asam sitrat terurai (terdekomposisi). Berbentuk kristal berwarna putih, tidak berbau, dan memiliki rasa asam. Sifat Kimia Universitas Sumatera Utara 1. Kontak langsung (paparan) terhadap Asam Sitrat kering atau larutan dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata.

Mampu mengikat ion-ion logam sehingga dapat digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan dalam air. Keasaman Asam Sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil -COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Asam Sitrat dapat berupa kristal anhidrat yang bebas air atau berupa kristal monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekulnya.

Bentuk anhidrat Asam Sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi Asam Sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat Asam Sitrat dapat diubah menjadi bentuk anhidrat dengan pemanasan pada suhu 70-75°C. Jika dipanaskan di atas suhu 175°C akan terurai (terdekomposisi) dengan melepaskan karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). 2.3 Kegunaan Asam Sitrat Penggunaan utama Asam Sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan. Kode Asam Sitrat sebagai zat aditif makanan (E number) adalah E330. Sifat sitrat sebagai larutan penyangga digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam rumah tangga.

Kemampuan Asam Sitrat untuk mengikat ion-ion logam menjadikannya berguna sebagai bahan sabun dan deterjen. Dengan mengikat ion-ion logam pada air sadah, Asam Sitrat akan memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa dan berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan. Asam Sitrat juga digunakan untuk memulihkan bahan penukar ion yang digunakan pada alat penghilang kesadahan dengan menghilangkan ion-ion logam yang terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut sebagai kompleks sitrat. Asam Sitrat dapat pula ditambahkan pada es krim untuk menjaga terpisahnya gelembung-gelembung lemak, dan dalam resep makanan Asam Sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk. Asam Sitrat dikategorikan aman digunakan pada makanan oleh semua badan pengawasan makanan nasional dan internasional utama.