Mar 23, 2016 - ISBN 978-3-319-60362-9 ISBN 978-3-319-60363-6 (eBook). Accessed on 20 Dec. J.B.: Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Metode Qiroati, Metode Dames, Metode JAritmatika+pdf, Metode Takabeya. Metode Heuristik. Download as PDF File (.pdf), Text. Metode ekstraksi yang digunakan. Skrining Fitokimia Daun Pdf. Fitokimia Download Ebook Metode Fitokimia Ebook Metode Fitokimia Free Download Harborne Metode Fitokimia Pdf Buku Metode.
Menurut (Harborne, 1984) guna memperoleh informasi lebih awal mengenai kandungan kelompok senyawa metaboli t sekunder dapat diidentifikasi dengan metode fitokimia. Sejalan dengan hal tersebut, Robinson (1991) menyatakan bahwa, metode ini diawali dengan mengisolasi kandungan senyawa metaboli t sekunder tersebut menggunakan metode ekstraksi pelarut seperti maserasi dan partisi.
Untuk mengetahui golongan senyawa dilakukan penapisan fitokimia. Penapisan fitokimia dimaksudkan sebagai pemeriksaan pendahuluan tentang kandungan kimia tumbuhan Carica papaya yang berhasiat. Tumbuhan umumnya mengandung senyawa aktif dalam bentuk metabolit sekunder seperti ( alkaloid ), ( saponin ), ( flavanoid ), ( steroid ), ( triterpenoid ), ( kumarin ) dan lain-lain. Tumbuhan papaya belum diketahui secara detail kandungan metabolit sekundernya, maka perlu dilakukan uji fitokimia pada daun pepaya ( Carica papaya ) untuk mengetahui senyawa metabolit sekundernya, sehingga dapat diketahui potensi tumbuhan tersebut. Dengan demikian upaya pelestariannya dapat dimanfaatkan lebih besar dan lebih baik.
Proses-proses kimia jenis lain yang terjadi hanya pada spesies tertentu sehingga memberikan produk yang berlainan, sesuai dengan spesiesnya merupakan senyawa-senyawa metabolik sekunder. Berperan dalam kelangsungan hidup dan perjuangan menghadapi spesies-spesies lain berupa zat kimia untuk pertahanan, penarik seks, dan feromen (Manitto, 1981). Menurut Sastrohamidjojo (1996), bahwa metabolik sekunder adalah bahan kimia non-nutrisi yang mengontrol spesies biologi dalam lingkungan atau memainkan peranan penting dalam koeksistensi dan koevolusi spesies. Tersebar luas dalam tumbuhan angiospermae, terutama pada tumbuhan-tumbuhan berkayu. Nama lainnya adalah proantosianidin karena bila direaksikan dengan asam panas, beberapa ikatan karbon-karbon penghubung satuan terputus dan dibebaskanlah monomer antosianidin. Kebanyakan proantosianidin adalah prosianidin karena bila direaksikan dengan asam akan menghasilkan sianidin.
Proantosianidin dapat dideteksi langsung dengan mencelupkan jaringan tumbuhan ke dalam HCl 2M mendidih selama setengah jam yang akan menghasilkan warna merah yang dapat diekstraksi dengan amil atau butil alkohol. Bila digunakan jaringan kering, hasil tanin agak berkurang karena terjadinya pelekatan tanin pada tempatnya didalam sel. Terbatas pada tumbuhan berkeping dua. Terutama terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana adalah depsida galoiglukosa. Securecrt portable crack detection microscope.
Pada senyawa ini glukosa dikelilingi oleh lima gugus ester galoil atau lebih. Jenis kedua, inti molekul berupa senyawa dimer asam galat, yaitu asam heksahidroksidifenat yang berikatan dengan glukosa. Bila dihidrolisis menghasilkan asam angelat. Cara deteksi tanin terhidrolisis adalah dengan mengidentifikasi asam galat/asam elagat dalam ekstrak eter atau etil asetat yang dipekatkan (Harborne,1987).
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau caiaran dengan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dalam komponen-komponen dalam campuran (Bernaskoni, et.all., 1995). Sementara menurut Moelyono (1996), ekstraksi adalah metode ekstraksi kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam suatu simplisia tumbuhan dengan menggunakan pelarut-pelarut dalam suasana asam, basa, ataupun netral, dengan metode-metode yang tertentu dan khas sesuai dengan sifat fisik dan kimia dari kandungan kimianya. Pelarut-pelarut yang biasanya dipergunakan untuk senyawa-senyawa organik diantaranya adalah eter, etanol, karbon, tetra klorida, aseton, metanol, heksan, petroleum eter dan lain sebagainya (Ketaren, 1985). Fitokimia merupakan suatu teknik analisis kandungan kimia di dalam bagian-bagian tumbuhan (akar, batang, ranting, daun, biji, dan buah). Analisis fitokimia barsifat kualitatif sehingga kandungan kimia dalam suatu tumbuhan dapat diketahui dengan metode fitokimia. Secara umum kandungan kimia tumbuhan dapat di kelompokan ke dalam golongan senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, polivenol, dan kuinon.